LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU”
Disusun
oleh:
Kelompok
2
Diana
Rahayu
Giska
Prilly
Muhamad
Andre
Rizal
Julfahmi
Adhi
Jordan
Novita
Sari
XII
IPA 3
DINAS
PENDIDIKAN KOTA BANDUNG
SMA
NEGERI 6 BANDUNG
Jalan
Pasirkaliki N0.51 Telp.6011309 Bandung 40172
TAHUN
AJARAN 2013-2014
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuk-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Tugas
ini kami buat untuk memenuhi nilai kompetensi mata pelajaran BIOLOGI dan untuk menambah wawasan tentang praktikum yang
kami teliti, sehingga menimbulkan motivasi bagi kami.
Dalam penulisan laporan ini banyak kendala yang kami temui namun kami
dapat melaluinya dan menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Allah SWT
2.
Ibu Imas Suprihatiningsih,S.Pd selaku
Guru/Pembimbing BIOLOGI
3.
Orang Tua
4.
Teman Kelompok
5.
Teman Sekelas
Akhir
kata kami ucapkan mohon maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dalam
laporan kami. Kami harap Ibu memaklumi karena seperti yang Ibu ketahui kami ini
hanyalah siswa yang masih dalam tahap pembelajaran. Tentunya kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari Ibu sebagai guru/pembimbing kami supaya dalam pembuatan laporan selanjutnya bisa
lebih baik lagi, terlebih dari itu agar kami dapat menjadi siswa yang sukses
nantinya. Amin.
Bandung,
1 September 2013
Penulis
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan
berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu
perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder (Wikipedia, 2012).
Perkecambahan
merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi
pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan (Wikipedia, 2012).
Kekurangan
cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan
daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat. Sebaliknya, tumbuhan yang
tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi
relative pendek, daun berkembang, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih
kokoh. Dengan itu maka dilakukan percobaan ini.
Perkecambahan Kacang
Hijau
1.Seberapa
pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecanbahan kacang hijau?
2.Apa
perbedaan perkecambahan kacang hijau di tempat gelap dan terang?
3.Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perkecambahan kacang hijau?
-
Mempelajari dan mengetahui pengaruh cahaya
terhadap perkembangan kecambah kacang hijau
-
Mempelajari dan mengetahui perbedaan perkecambahan
kacang hijau di tempat terang dan gelap
-
Mempelajari dan mengetahui faktor-faktor
yang mepengaruhi perbedaan perkecambahan kacang hijau di tempat terang dan gelap
Praktikum ini dapat menambah wawasan mengenai bab pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan mengenai perkecambahan kacang hijau
Kacang hijau yang disimpan di tempat gelap lebih tinggi
dibandingkan kacang hijau yang ditempat terang
Praktikum ini dilaksanakan mulai dari hari Kamis,29 Agustus 2013
s.d. Senin,2 September 2013.
1.
Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula(tanaman
kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula
tumbuh dan berkembang menjadi
batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai
berikut.
a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Tipe ini terjadi, jika plumula (perhatikan
Gambar 1.1) muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di
dalam tanah.
b. Tipe
perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)
Tipe ini terjadi,
jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah.
Makanan untuk
pertumbuhan embrio diperoleh dari cadangan makanan karena belum terbentuknya
klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makanan
diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil
diperoleh dari
endosperm.
2. Pertumbuhan
Primer
Setelah fase
perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang
terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan
daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu
lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar
yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada
akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu
lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan xilem.
Pertumbuhan
primer pada akar
Akar muda yang
keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem
perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan
sebagai berikut.
a. Tudung akar
(kaliptra)
Tudung akar atau
kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar
terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar
menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan
polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai
berikut.
– Pada tudung akar dikotil, antara ujung
akar dengan kaliptra tidak terdapat batas yang jelas dan tidak memiliki titik
tumbuh pada kaliptra tersebut.
– Pada tudung akar monokotil, antara ujung
akar dan kaliptra terdapat batas yang jelas atau nyata dan mempunyai titik
tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen. Sel-sel kaliptra yang dekat
dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung yang disebut kolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian
dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis.
Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel
tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh
sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
c. Daerah pemanjangan
sel
Daerah pemanjangan
sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem
tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini.
Aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di
daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut
berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang
akar.
d Daerah diferensiasi
Pada daerah ini,
sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok sesuai dengan
kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan
memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.
Pertumbuhan
Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan
primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan,
dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang
senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam
kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat
pendek karena jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan,
pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
3. Pertumbuhan
Sekunder
Setelah meristem
primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil,
yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari
parenkim atau
kolenkim.
Ciri-ciri jaringan
meristematik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil atau
tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum berspesialisasi. Ketika
pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah membentuk sel-sel
baru. Sel-sel baru yang terbentuk itu pada awalnya rupanya sama, tetapi setelah
dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Jaringan meristem
ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apex
Jaringan ini
terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan
primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat
membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah kambium,
jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari
bagian tumbuhan. Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan
berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan
1. Faktor Dalam yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
Faktor dalam yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah gen dan zat
pengatur tumbuh.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan
a. Faktor gen-Faktor Intrasel
Faktor penurunan
sifat pada keturunan terkandung di dalam gen. Informasi genetik pada gen
mengendalikan terbentuknya sifat penampakan secara fisik (fenotip) melalui
interaksinya dengan faktor lingkungan.
b. Zat pengatur
tumbuh (hormon)-Faktor
Intersel
Zat pengatur tumbuh
(hormon) pada tanaman ialah senyawa
organik yang dalam
jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat,
dan mengubah proses
fisiologis tumbuhan. Pada
konsentrasi tertentu
hormon dapat memacu pertumbuhan,
tetapi pada
konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan.
Macam-macam hormon
sebagai berikut.
1)
Auksin
Auksin mula-mula
ditemukan oleh Darwin, dengan percobaan pengaruh penyinaran terhadap koleoktil.
Auksin adalah hormon yang berperan merangsang pembelahan sel dan pengembangan
sel. Hormon auksin/ IAA memiliki sifat menjauhi cahaya. Hormon ini diproduksi
pada ujung tunas
akar dan batang.
Pengaruh hormon auksin dalam konsentrasi yang berbeda pada bagian tubuh tanaman
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang. Bagian yang mengandung
auksin lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh yang lebih besar. Adapun bagian
yang kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih lambat. Jika ini terjadi pada
pucuk batang,terjadi pembengkokan arah pertumbuhan. Pengaruh auksin terhadap
perkembangan
sel memperlihatkan
bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel
terhadap air, menyebabkan pengurangan
tekanan pada
dinding-dinding sel, meningkatkan sintesis
protein,
meningkatkan plas-tisitas, mengembangnya dinding sel. Dilihat dari segi
fisiologi, hormon auksin berpengaruh pada:
a) pengembangan sel;
e) partenokarpi;
b) fototropisme; f)
pembentukan batang.
c) geotropisme;
d) pertumbuhan akar
2)
Giberelin
Giberelin merupakan
jenis hormon yang mulamula ditemukan oleh Kuroshawa dari Jepang. Hormon ini berpengaruh terhadap sifat
genetik, pembungaan, penyinaran, dan mobilisasi karbohidrat selama
perkecambahan. Hormon ini berperan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium
mendukung pembentukan RNA baru, dan sintesis protein.
3)
Sitokinin
Sitokinin ditemukan
oleh Kinetin. Sitokinin
berfungsi untuk:
a) merangsang
pembelahan sel;
b) merangsang
pembentukan tunas;
c) menghambat efek
dominasi apikal oleh auksin pada batang;
d) mempercepat
pertumbuhan memanjang.
4)
Etilen
Dalam keadaan
normal, etilen akan berbentuk gas dan berperan apabila terjadi perubahan secara
fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini berperan pada proses pematangan buah.
Hubungan etilen dengan auksin yaitu etilen memengaruhi pembentukan protein yang
diperlukan dalam aktivitas pertumbuhan.
5)
Asam Absisat
Asam absisat merupakan hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan
dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat
kecepatan pembelahan
dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada
saat tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada musim dingin,
musim kering, dan musim gugur.
Mengapa asam absisat justru berperan pada saat
tanaman berada dalam kondisi yang kurang baik? Pada saat tumbuhan mengalami
kondisi yang kurang baik, misalnya ketika kekurangan air di musim kering, maka
tumbuhan tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunnya akan digugurkan
dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi
pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan stomata
menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh
tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan
melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya. Fungsi asam
absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada
daerah titik tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak
berkecambah.
6)
Asam Traumalin
Asam traumalin disebut sebagai hormon
luka/kambium karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan
jaringan. Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi
bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup
luka tersebut. Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat berpengaruh
dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin
B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsi dalam proses
pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim.
7) Kalin
Tahukah Anda kalin merupakan hormon yang
berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya:
1) rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan
akar;
2) kaulokalin, dapat memacu pertumbuhan
batang;
3) fitokalin, dapat memacu pertumbuhan
daun;
4) anthokalin, dapat memacu pertumbuhan
bunga.
2. Faktor Luar yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan
Faktor eksternal adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhannya.
Faktor-faktor luar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Cahaya/Sinar Matahari
Perhatikan Gambar 1.3 berikut! Dari
Gambar 1.3 terlihat cahaya atau sinar matahari sangat diperlukan tumbuhan hijau
untuk kelangsungan hidupnya, sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan
untuk proses berlangsungnya fotosintesis di dalam daundaun tumbuhan hijau. Dari
proses
fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang
sangat berpengaruh terhadap pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman. Tetapi
pada kenyataannya, mengapa pertumbuhan tanaman yang cukup sinar matahari lebih
lambat jika dibandingkan dengan tanaman yang kekurangan sinar matahari? Kecambah
yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat tidak ada sinar matahari (gelap)
ternyata akan tumbuh lebih cepat, memiliki daun kecil dan tipis berwarna
kekuning-kuningan, batangnya lemah, dan akarnya tidak banyak, sedangkan
kecambah yang tumbuh dari biji dan diletakkan di tempat ada sinar matahari akan
tumbuh lebih lambat, memiliki daun yang tumbuh di antara kotiledon, cepat
menghijau dan tebal, batangnya kuat, dan akarnya banyak. Hal ini terjadi karena
pada daun yang tidak mendapat sinar matahari akan mengandung air lebih banyak
sedangkan zat gulanya lebih sedikit. Akibatnya jumlah jaringan mesofil
meningkat sehingga daun yang terbentuk menjadi lebih lebar dan tipis. Adapun
pada daun yang mendapat sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah
gulanya banyak, akibatnya akan cepat mengadakan respirasi dan
fotosintesis, sehingga daunnya menjadi lebih
tebal menghijau, jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal
sehingga terbentuk daun yang lebih tebal dan sempit, berwarna hijau. Perlu Anda
ketahui setiap tumbuhan mempunyai respon yang berbedabeda terhadap periode
penyinaran cahaya matahari, yang disebut fotoperiodisme. Di daerah yang
beriklim sedang akan mengalami empat musim sehingga tumbuh-tumbuhan akan
mengalami penyinaran yang bervariasi setiap musim.
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap periode penyinaran
inilah, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi: tumbuhan berhari pendek, tumbuhan
berhari netral, dan tumbuhan berhari panjang. Bagaimana dengan negara
Indonesia? Coba Anda pikirkan!
a.
Tumbuhan berhari pendek
Tumbuhan berhari pendek merupakan tumbuhan yang
dapat berbunga
ketika periode gelap lebih panjang dari pada
pencahayaan.
Misalnya bunga dahlia, aster, strawberi, krisan.
b.
Tumbuhan berhari netral
Tumbuhan berhari netral merupakan tumbuhan
berbunga yang tidak
dipengaruhi oleh lamanya/panjangnya hari
penyinaran. Misalnya bunga
matahari, mawar, dan kipas.
c.
Tumbuhan berhari panjang
Tumbuhan berhari panjang merupakan tumbuhan yang
berbunga ketika
periode pencahayaan lebih lama/panjang daripada
periode gelap.
Misalnya bayam, selada, kentang, dan gandum.
2. Suhu (Temperatur)
Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan optimal, maka diperlukan adanya suhu ideal yang disebut
temperatur optimum. Di Indonesia pada
daerah tropis temperatur optimum tumbuhan berkisar antara 22o - 37o C,
di daerah dingin atau kutub temperatur optimumnya akan lebih rendah daripada
daerah tropis dan sebaliknya di daerah panas seperti hutan pasir akan lebih
tinggi dari daerah tropis. Contohnya pertumbuhan jagung berkisar antara 30oC–35oC.
Jika tumbuhan masih mampu melakukan pertumbuhan dan perkembangan pada temperatur
rendah disebut temperatur minimum, sebaliknya jika tumbuhan masih mampu tumbuh
dan berkembang pada temperatur tertinggi disebut temperatur maksimum. Apabila
tumbuhan berada lebih rendah dari temperatur minimum atau lebih tinggi dari
temperatur maksimum, maka tumbuhan tersebut akan mati.
3. Kelembapan Udara
Kelembapan udara di sekitar tempat
tumbuhan sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman tersebut. Umumnya tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya
cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi)
air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan
pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum. Tetapi ada jenis tumbuhan
pada proses pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal justru berada pada
kondisi tidak lembab atau kering, contohnya pohon mangga yang akan bertunas dan
bersemi, bahkan berbuah pada saat musim kemarau yang kurang air.
4. Air dan Unsur Hara Tanah
Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena
di dalam hidupnya tak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tanpa
memerlukan air. Apa fungsi air bagi tumbuhan? Fungsi air bagi tumbuhan adalah
sebagai berikut.
a. Fotosintesis
b. Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis
ke seluruh bagian tumbuhan.
c. Sebagai pelarut inti sel dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan.
d. Menentukan proses transportasi unsur
hara yang ada di dalam tanah.
e. Berperan dalam proses metabolisme
sel.
Jika tumbuhan kekurangan unsur hara maka
pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur-unsur
hara (nutrisi) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan disebut
unsur makro, misalnya karbon, oksigen, nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor,
kalsium, dan magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit disebut unsur mikro, misalnya besi, klor, mangan, boron, seng, tembaga,
dan nikel. Jika di dalam tanah terdapat sedikit unsur hara seperti
kekurangan nitrogen, maka pertumbuhan akar akan lebih cepat atau lebih besar,
sedangkan pertumbuhan tajuknya menjadi terhambat atau kecil. Sebaliknya jika di
dalam tanah kaya nitrogen maka pertumbuhan tajuk akan lebih cepat daripada
pertumbuhan akarnya. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara pertumbuhan
akar dan tajuk tanaman. Akar berfungsi untuk menyerap air tanah dan tajuk
berfungsi untuk melakukan sintesis senyawa organik (makanan).
5. Derajat Keasaman/pH
Derajat keasaman atau pH tanah sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah
yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman
dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan keasaman dengan pengapuran.
Alat
4. Pot
Bunga
5. Penggaris/Mistar
6. Lidi
7. Kertas
Label dan pulpen
Bahan
8. Kacang
Hijau
9. Tanah
10. Air
1) Alat
dan bahan disiapkan
2) 10 Kacang hijau direndam dalam air selama ±1 jam
agar terlihat kualitas kacang hijau yang baik dan buruk
3) Sambil menunggu kacang hijau direndam, pot
disiapkan sebanyak 2 buah kemudian tanah dimasukkan ke dalam pot sebanyak ¾ pot
4) Setelah kacang hijau direndam selama ±1
jam, gunakan kacang hijau yang masih tenggelam dalam air dan kacang hijau
ditanam masing-masing 5 biji pada setiap pot. Usahakan kacang hijau agak
dimasukkan ke dalam tanah
5) Masing-masing kacang hijau diberi nomor
6) Pot 1 disimpan di tempat yang terdapat
cahaya(terang) dan pot yang 2 disimpan ditempat yang tidak terdapat
cahaya(gelap)
7) Kacang hijau disiram setiap hari
8) Kacang hijau diukur dan diamati selama 5 hari
9) Buatlah tabel pengamatannya
VARIABEL
TERIKAT
|
VARIABEL BEBAS
|
VARIABEL KONTROL
|
Pertumbuhan panjang tumbuhan setiap hari
|
Volume
air (0 mil/hari, 2 mil/hari, 4 mil/hari,dst
|
Pencahayaan
(terang dan gelap)
|
Warna daun, batang, dan ukuran akar.
|
Pemilihan
tanah
|
|
Pemilihan
Biji Tanaman
|
Biji
|
Hari ke-1
|
Hari ke-2
|
Hari ke-3
|
Hari ke-4
|
Hari ke-5
|
Rata-rata
|
1
|
0
|
0
|
0,4
|
0,7
|
1
|
0,42
|
2
|
0
|
0
|
0,5
|
1
|
1,3
|
0,56
|
3
|
0
|
0
|
0,1
|
0,5
|
0,8
|
0,28
|
4
|
0
|
0,9
|
1,2
|
1,5
|
1,7
|
1,06
|
5
|
0
|
0,1
|
0,7
|
0,8
|
1
|
0,52
|
Biji
|
Hari ke-1
|
Hari ke-2
|
Hari ke-3
|
Hari ke-4
|
Hari ke-5
|
Rata-rata
|
1
|
0
|
0,7
|
1,5
|
2,8
|
3,2
|
1,64
|
2
|
0
|
1
|
1,8
|
3,5
|
3,8
|
2,02
|
3
|
0
|
1,3
|
2,5
|
3,4
|
3,6
|
2,16
|
4
|
0
|
0,9
|
2
|
2,2
|
2,7
|
1,56
|
5
|
0
|
1,1
|
2
|
2,9
|
3,3
|
1,86
|
Berdasarkan tabel diatas, pertumbuhan kecambah yang di tempat gelap memiliki batang yang lebih
tinggi dan tidak kokoh dibandingkan kecambah yang di tempat terang. Serta kecambah yang di tempat
gelap memiliki daun yang tipis dan berwarna kuning(pucat). Hal itu dikarenakan
kecambah yang di tempat gelap mengalami Etiolasi yaitu pertumbuhan tumbuhan yang
sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh,
daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan
cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar
etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Padahal hormon
auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.
Kondisi
tersebut bertolak belakang dengan kondisi kecambah yang berada di tempat
terang. Kecambah yang di tempat terang memiliki batang yang kokoh, daun yang tebal
dan berwarna hijau segar. Hal tersebut karena kecambah tersebut karena kecambah
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Tetapi kecambah yang berada di tempat
terang memliki batang yang lebih pendek dibandingkan kecambah yang berada di
tempat gelap karena hormon auksin yang harusnya bekerja pada kecambah tersebut
malah terurai akibat terkena sinar matahari. Kerja
hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.
Kecambah yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka
pertumbuhannya akan lambat karena kerja auksin dihambat oleh matahari tetapi
sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat
cepat karena kerja auksin tidak dihambat, sehingga hal ini akan menyebabkan
ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang
disebut denganfototropisme. Kecambah kacang hijau
termasuk ke dalam tipe perkecambahan epigeal karena perkecambahan dimana
hipokotil tumbuh mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah
Kecambah yang berada di tempat terang memiliki ciri-ciri,yaitu:
1 - Memiliki
batang yang pendek
2 - Batangnya
kokoh
3 - Daunnya
lebar, tebal, dan berwarna hijau segar
Kecambah yang berada di tempat gelap memiliki
ciri-ciri,yaitu:
1 - Memiliki
batang yang panjang
2 - Batangnya
tidak kokoh/lemah
3 - Daunnya
kecil, tipis, dan berwarna kuning pucat
- Kecambah kacang hijau
termasuk ke dalam tipe perkecambahan epigeal karena perkecambahan dimana
hipokotil tumbuh mengangkat kotiledon ke atas permukaan tanah
-
Kistinnah,
Idun. 2009. BIOLOGI 3 Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
-
Subardi.
2009. Biologi 3 : Untuk Kelas XII SMA dan
MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
Suwarno.
2009. Panduan Pembelajaran Biologi :
Untuk SMA/MA Kelas XII .
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
1 komentar:
Terimakasih kak atas informasinya. Allhamdulillah nambah ilmu 📚
Posting Komentar