ILMU FISIKA DIBALIK KAPAL OTHOK-OTHOK
Hukum Newton III yang
berbunyi “Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua
akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan” menjadi
dasar teori bagaimana perahu ini bekerja.
Dengan menerapkan hukum Newton III
yaitu gaya aksi = – gaya reaksi, mainan sederhana ini dapat bekerja.
·
Pada bagian bawah perahu ‘‘othok-othok’’
terdapat dua buah pipa kecil menyerupai knalpot. Air dimasukkan ke dalam pipa
kecil ini, yang nantinya akan memenuhi wadah penampung air yang terdapat di
dalam perahu.
·
Kapas yang telah dilumuri minyak kelapa (minyak
goreng) dibakar dan dimasukkan ke dalam kapal melalui bagian atas kapal yang
terbuka.
·
Api yang ditimbulkan dari pembakaran kapas ini
akan memanaskan air yang ada dalam wadah penampung air di dalam perahu.
·
Air ini lama kelamaan akan menguap dan mendesak
keluar melalui pipa kecil tadi.
·
Gaya aksi yang ditimbulkan dari uap yang keluar
menyebabkan air juga memberikan gaya reaksi yang mendorong perahu.
·
Gaya reaksi dari air inilah yang menyebabkan
perahu dapat berjalan.
Tentunya
kalian telah mengetahui, ada benda yang tenggelam, melayang, dan mengapung.
Tapi adakah di benak sobat bertanya mengapa hal itu terjadi?
Kita ambil
salah satu gejala fisika yaitu “jarum jahit tenggelam jika dicelupkan ke dalam
air, sementara kapal laut yang jauh lebih berat dari jarum, tidak tenggelam,
Mengapa?”
Dipostingan
kali ini saya akan coba menjelaskannya. Gini lho…. Setiap benda memiliki
kerapatan tertentu (di fisika kita sebut dengan massa jenis), yaitu
perbandingan antara massa dengan volume benda tersebut. Sebagai contoh bila ada
dua kubus yang volumenya sama, yang satu terbuat dari besi dan yang kedua
terbuat dari kayu, samakah kerapatannya? Tentu tidak Massa Jenis kubus dengan
volume yang sama, akan memiliki berat yang berbeda, sehingga kalau kita
bandingkan massa dengan volumenya akan menghasilkan nilai massa jenis yang
berbeda. Artinya semakin kecil massa benda (semakin ringan), dan semakin besar
volume benda tersebut, maka semakin kecil-lah massa jenisnya.Kalau dah ngerti
konsep massa jenis, mari kita lanjutkan…….
Ketika benda
dicelupkan ke dalam cair (dimana zat cair juga memiliki massa jenis tertentu),
maka benda tersebut akan memperoleh gaya tekan ke atas dari zat cair, sehingga
berat di air akan lebih ringan ( yang belum coba silahkan bawa benda yang cukup
berat ketika di udara lalu anda bandingkan dengan membawanya di dalam air, sama
beratnya kah?)
Nah benda
yang memiliki volume semakin besar, maka akan memperoleh gaya tekan ke atas
semakin besar, sehingga kemungkinan benda akan mudah terangkat oleh zat cair.
Jadi ketika memperbesar angka volume bendanya tentunya akan memperkecil nilai
massa jenisnya (perhatikan rumus massa jenis). Berdasarkan konsep Archimedes
kita dapatkan tiga buah keadaan benda dalam zat cair:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis cairan.
Jadi kapal laut yang begitu volumenya begitu besar, akan memperoleh gaya angkat lebih besar dibandingkan dengan sebatang jarum. Ini karena massa jenis kapal laut dibuat lebih kecil (dengan memperbesar volumenya) dari massa jenis air laut sehingga bisa terapung.
2 komentar:
kak, pada pipa pemanas terjadi proses sirkulasi air dimana air yang keluar dari pipa pemanas terjadi suplai kembali air yang masuk ke dalam pipa pemanas, proses apa yang terjadi pada proses itu? > Dan hukum apakah yang berlaku pada proses tersebut?
~Terimakasih
itu proses perpindahan kalor secara konduksi, kan panas nah partikel air mengalami gangguan
Posting Komentar