Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 29 Desember 2014

CESTODA

CESTODA
1.      Definisi: cestoda adalah golongan cacing yang lazim disebut cacing pita.
            Contoh :
              Taenia saginata  (dalam usus manusia) di bawa oleh sapi
              Taenia solium  (dalam usus manusia) dibawa oleh babi
              Choanotaenia infudibulum  (dalam usus ayam)
              Echinococcus granulosus  (dalam usus anjing)
              Diphyllobothrium latum  (menyerang manusia melalui inang katak, ikan,  
Cyclops udang-udangan)
              Hymnelopsis nana  (di usus manusia ,tikus tanpa inang perantara).

2.      Habitat: Pada umumnya di saluran pencernaan makanan manusia atau hewan .
   Berdasarkan tempat hidupnya cestoda dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu cestoda      usus dan cestoda jaringan. Spesies cestoda usus diantaranya Taenia saginata, Taenia                solium,Diphyllobothrium latum, dan Hymenolepis nana.
3.      Morfologi: berbentuk pipih seperti pita, terdiri dari skoleks(kepala), leher, strobila(kumpualan dari proglatid/segmen/ruas-ruas badan cacing), memiliki alat hisap yang disebut sucker, memiliki sususnan saraf dan alat ekskresi walaupun sangat sederhana, tidak memiliki rongga badan, sistem aliran darah, dan saluran pencernaan makanan. Serta bersifat hermaprodit, artinya setiap proglotid memiliki alat kelamin jantan dan betina yang berkembang secara baik.


Gb.1 Morfologi Cestoda


Gb.2 Morfologi cacing dewasa dan larva Cestoda
4.      Phatogenesis dan Pencegahannya

a.      Taenia solium
Adalah cacing pita pada manusia yang dibawa oleh babi. Nama penyakit yang disebabkannya disebut Taeniasis solium. Distribusi geografis umumnya penduduk yang berternak sapi, seperti Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, Cina, India, sedangkan negara islam jarang/tidak ditemukan.                                                         
v  Morfologi: cacing dewasa berwarna putih, panjang 2-4m.
Siklus hidup: telur termakan oleh babi kemudin akan menetas di dalam saluran pencernaan babi menjadi heksakan, heksakan selanjutnya menembus masuk kedalam jaringan otot babi dan berkembang menjadi onkosfer, onkosfer akan membentuk larva sistiserkus, lalu jika termakan oleh manusia akan berkembang menjadi cacing dewasa di saluran pencernaan manusia
v  Gejala: gejala di sebabkan oleh cacing dewasa, gejalanya berupa nyeri ulu hati, sakit kepala, dan anoreksia. Gejala abdominal, seperti diare, konstipasi, rasa lapar, dan mual. Kasus berat terjadi jika skoleks menembus dinding usus dan menyebabkan peritonitis/obstruksi.
v  Diagnosis: dengan menemukan telur dan cacing dewasa pada feses manusia.
v  Pencegahan: memasak daging secar matang agar Taenia solium yang ada dalam daging mati agar tidak menjadi penyakit bagi yang mengkonsumsinya, memperbaiki  cara beternak babi agar tidak ada dengan kontak feses manusia dan pendidikan mngenai kesehatan harus dirintis.

 Gb. 3 Siklus Hidup Taenia solium


b.      Taenia saginata
Nama penyakit yang disebabkannya disebut Taeniasis saginata.
v  Morfologi: cacing dewasa panjangnya 4-10m, memiliki 1000-2000 proglatid.
v  Siklus hidup: telur termakan oleh sapi kemudin akan menetas di dalam saluran pencernaan sapi menjadi heksakan, heksakan selanjutnya menembus masuk kedalam jaringan otot sapi dan berkembang menjadi onkosfer, onkosfer akan membentuk larva sistiserkus, lalu jika termakan oleh manusia akan berkembang menjadi cacing dewasa di saluran pencernaan manusia.
v  Pengobatan: mual, badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan berkurang, diare, dan epilepsi.
v  Pencegahan: memasak daging sampai sempurna, mencegah kontaminasi tanah dan rumput dengan tinja manusia, memeriksa daging sapi apakah ada atau  tidaknya sistiserkus, dan mendinginkan sampai -10oC sampai 5 hari sehingga sistiserkus dapat rusak .

 Gb. 4 Siklus Hidup Taenia saginata



c.       Dyphillobothrium latum
Hospes definitnya manusia, anjing, kucing, serigala, anjing laut, dan hewan pemakan ikan. Nama penyakit yang disebabkannya disebut Difhilobotriasis. Distribusi geografisnya Amerika, Kanada, Afrika Tengah, Eropa Tengah, Malaysia, dan Jepang.
v  Morfologi: cacing dewasa berwarna kuning keabuan dengan panjang 3-10m, terdiri atas 4000 proglotid.
v  Gejala: diare, nafsu makan berkurang, berat badan turun, anemia.
v  Pengobatan: pasien diobati dengan diberi niklosamid, prazikuantel/bitionol, atabrin(mengobati anemia).
v  Pencegahan: menghindari pencemaran air, dilarang membuang tinja di kolam air tawar , memasak ikan secara sempurna, dan tidak memberi anjing/kucing ikan mentah.


Gb. 5 Siklus hidup Dyphillobothrium latum


d.      Hymenolepis nana
Hymenolepis nana adalah cacing yang menginfeksi manusia, khususnya anak usia sekolah. Paling sering ditemukan di daerah beriklim kering dan hangat di seluruh dunia. Penularannya dari feses melalui tangan ke mulut. Nama penyakit yang disebabkannya disebut Himenolepiasis nana.
v  Morfologi: cacing pendek dengan ukuran kira-kira panjang 25 mm-40 mm dan lebar 1 mm, skolek(kepala) bulat kecil, dengan 4 batil isap & rostellum pendek  & berkait-kait .
v  Siklus hidup: telur masuk dan sampai ke ileum kemudian pecah menjadi onkosfer, lalu melakukan penetrasi pada lamina propria villus. Kurang dari 3-4 hari onkosfer menjadi sistiserkoid, yang selanjutnya akan memasuki lumen usus dan menetap pada mukosa villus.
v  Gejala: nafsu makan berkurang, berat badan turun, insomnia, sakit perut, muntah, dan skait kepala.
v  Pengobatan: atabrin, yomisan, humatin/paromonisisn, prazikuantel.
v  Pencegahan: perbaikan kebiasaan kebersihan pada anak-anak, sanitasi lingkungan, pencegahan makanan dari kontaminasi, serta pendidikan kesehatan terutama dalam pembuangan feses.


Gb. 6 Siklus hidup Hymenolepis nana


REFERENSI :






                   


0 komentar:

Posting Komentar